Ada banyak faktor mengapa kebanyakan pelaku pergaulan bebas berasal dari kalangan remaja, Terlepas dari emosinya yang masih labil remaja juga rentan untuk lepas kontrol dan tidak bisa mengendalikan diri seperti yang seharusnya.
Beberapa faktor penyebab pergaulan bebas tersebut, diantaranya:
1. Faktor Agama
Faktor agama berkaitan dengan tingkat keyakinan dan iman yang dimiliki dalam diri seseorang. Yang mana, tingkat keyakinan dan iman yang dimiliki bergantung pada pengetahuan yang diketahui serta tertanam di dalam diri seseorang tersebut. Remaja dengan tingkat pengetahuan agama yang kurang kebanyakan tidak mengetahui tentang ajaran agama apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan, serta hukuman apa yang setimpal dengan perbuatannya. Remaja juga sering tergoda dengan gangguan setan (sesuai keyakinan) yang menjadi penyebab remaja selalu berpikiran buruk atau menyimpang dari ajaran agama dan terdorong untuk melakukan hal-hal yang negatif yang bertentangan dengan ajaran agama yang seharusnya.
Namun berbeda dengan remaja yang pengetahuan agamanya mencukupi sehingga banyak yang diketahuinya tentang ajaran agama. Remaja dengan pengetahuan agama yang luas dan memegang teguh ajaran agamanya memiliki resiko yang lebih kecil untuk terjebak ke dalam dunia pergaulan bebas. Hal ini dikarenakan adanya keyakinan dan iman yang kuat di dalam dirinya untuk selalu berpegang teguh pada agamanya sehingga tidak akan mudah terpengaruh dengan pergaulan bebas yang melanggar dari ajaran agama yang dianutnya. Lingkungan keluargalah yang menjadi guru pertama untuk mengajarkan agama untuk anak atau kaum remaja sehingga mereka tahu secara mendalam tentng ajaran agama yang dianutnya.
2. FaktorLingkungan
Faktor lingkungan ini meliputi keluarga, teman, tetangga maupun orang lain yang tidak dikenal sekalipun dalam lingkup kehidupan. Berikut ini ada berbagai faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pergaulan anak remaja :
- Keluarga. Lingkungan keluarga biasanya menjadi faktor awal yang bisa menjadi penyebab kaum remaja terjebak ke dalam pergaulan bebas, seperti perceraian orang tua (broken home) dan berbagai masalah di dalam rumah lainnya. Yang mana, biasanya menimbulkan kekecewaan dan keputusasaan sehingga mengakibatkan salah bergaul dengan hal-hal yang negatif di luar rumah.
- Pergaulan. Faktor berikutnya berasal dari lingkungan pergaulan meliputi teman, tetangga, dan orang di luar kalangan keluarga. Hal ini terjadi disebabkan karena salah memiliki teman dalam bergaul yang dialami remaja, di mana emosinya masih lebih mementingkan kesenangan entah yang positif maupun negatif.
3. Faktor Ilmu Pengetahuan
Tingkat ilmu pengetahuan yang dimiliki juga berpengaruh dalam menentukan pergaulan yang dijalani. Remaja dengan rasa keingintahuan yang tinggi apabila tidak diimbangi dengan ilmu pengetahuan yang mumpuni biasanya akan memiliki resiko lebih besar untuk terjebak ke dalam dunia pergaulan bebas. Ilmu pengetahuan minim yang dimiliki biasanya akan memudahkan kalangan remaja untuk terjerumus dan terdorong melakukan hal-hal yang negatif. Apalagi jika hal tersebut merupakan sesuatu yang baru di dalam dunianya sehingga timbul rasa untuk mengetahui sekaligus mencobanya.
Berbeda dengan remaja yang rasa keingintahuannya tinggi dan diimbangi dengan ilmu pengetahuan yang mumpuni akan memiliki resiko lebih kecil untuk terjebak ke dalam dunia pergaulan bebas. Ilmu pengetahuan mumpuni yang dimiliki biasanya akan mampu membantu remaja dalam memilah antara hal-hal yang positif dan negatif. Sehingga ia akan terhindar dari hal-hal yang negatif, meskipun hal tersebut merupakan sesuatu yang baru sekalipun.
4. Faktor Perubahan Zaman
Faktor perubahan zaman biasanya berkaitan kuat dengan berbagai hal, seperti perkembangan teknologi yang pesat dan cepat. Faktor ini juga merupakan sesuatu yang kuat dalam menjadi penyebab pergaulan bebas di kalangan remaja. Yang mana, pada zaman sekarang ini banyak sekali media seperti handphone dan internet yang semakin memudahkan semua orang dalam melakukan serta mengakses berbagai hal termasuk kalangan remaja.
Hal negatif yang merupakan bagian dari faktor penyebab pergaulan bebas misalnya adalah mudahnya mengakses dan bebasnya mengakses terhadap tayangan-tayangan yang tidak semestinya dilihat oleh kalangan remaja. Namun karena adanya rasa keingintahuan yang besar dan belum diimbangi dengan ilmu pengetahuan yang mumpuni akan mengakibatkan remaja untuk tetap mengakses hal yang tidak semestinya dilihat tersebut. Oleh karena itu, faktor agama, lingkungan, dan ilmu pengetahuan yang sudah dijelaskan sebelumnya juga diperlukan untuk membentengi remaja dari pergaulan bebas pada perubahan zaman sekarang ini, terutama orang tua yang menjadi awal dunianya.
5. Sikap Mental yang Tidak Sehat
Sikap mental ini merupakan turunan dari pengetahuan yang dimiliki kalangan remaja. Yang mana, kebanyakan kaum remaja merasa berbangga diri terhadap pergaulan yang dilakukannya. Padahal pergaulan tersebut bukanlah pergaulan yang semestinya, tetapi mereka kurang bahkan tidak mampu memahami karena daya pemahaman yang lemah.
Hal ini disebabkan oleh ketidakstabilan emosi yang dipacu dengan penganiayaan emosi, seperti pembentukan kepribadian yang tidak sewajarnya karena perilaku dan tindakan keluarga khususnya orang tua yang acuh tak acuh, menghukum, menolak maupun memaksakan kehendak. Apalagi dengan mengajarkan sesuatu yang salah karena tidak dibekali ilmu (agama dan umum) yang kuat bagi anaknya. Sedemikian sehingga ia akan merasa tidak nyaman dengan hidup yang dijalani dan menjadi pintu awal untuk terjerumus ke dalam dunia pergaulan bebas.
6. Kegagalan Menyerap Norma
Faktor penyebab yang satu ini bisa saja terjadi karena adanya pergeseran norma-norma yang sudah pudar dan termakan modernisasi zaman, di mana sudah kalah dengan budaya kebarat-baratan atau westernisasi. Sehingga norma-norma sudah kehilangan esensi dan kandungan yang seharusnya untuk diserap, lalu diterapkan oleh siapapun terutama kalangan remaja.
7. Pelampiasan Rasa Kecewa
Pelampisan kekecewaan ini biasanya dialami ketika adanya tekanan dari berbagai aspek, seperti keluarga yang terlalu otoriter (memaksakan) maupun membebaskan, sekolah yang memberikan tekanan terkait prestasi dan semacamnya, lingkungan masyarakat yang memberikan suatu masalah dalam sosialisasi, sehingga menyebabkan remaja menjadi labil dalam hal pengontrolan emosinya. Mereka akan mencari suatu pelampisan untuk bisa menghilangkan semuanya tanpa mempedulikan hal positif dan negatifnya, dalam artian sangat rentan terpengaruh akan hal-hal yang negatif, salah satunya ialah pergaulan bebas.
Komentar
Posting Komentar